Pertemuan yang Bahagia

Moko menyukai seorang wanita sejak SMA. Indah namanya. Banyak teman yang berkata bahwa Indah juga menyukai Moko. Namun, Moko belum pernah menyatakan perasaannya kepada Indah karena ia tidak ingin berpacaran. Moko berniat untuk sukses dahulu sebelum menyatakan perasaannya.

"Moko!"

Panggil seorang wanita berhijab. Moko pun segera menghampirinya.

"Wah, ternyata kamu, Indah! Lama juga kita gak jumpa, sejak lulus SMA" sapa Moko.

"Masih kenal aja nih sama aku. Wah, penampilan kamu berubah ya. Kelihatan udah sukses" kata Indah sambil tersenyum.

Setelah ngobrol panjang, Moko berniat untuk mengungkapkan perasaannya. Ia yakin, inilah saat yang tepat.

"Aku boleh ngomong sesuatu gak?" tanya Moko.

"Ngomong aja. Gak ada yang ngelarang kok" jawab Indah.

Kereta jurusan Bandung akan segera berangkat.

"Nanti bicara lagi di sana, ya." kata Moko.


Sesampainya di Bandung, Moko segera turun dan mencari Indah.

"Indah! Tunggu!" teriak Moko sambil mengejar Indah.

"Oh iya, maaf aku lupa. Kamu ingin ngomong apa?" jawab Indah.

Moko segera berlutut dan mengeluarkan sebuah cincin.

"Sebenernya, aku suka sama kamu sejak SMA. Tapi, aku gak mau ungkapin waktu itu. Aku takut hati kamu ternoda karena sikap anak-anak aku dulu.. Sekarang, aku udah dewasa dan lebih baik. Akan ku buat kamu jadi wanita terbahagia di dunia. Aku mau kita langsung serius, gak pake pacaran dulu. Indah, kamu mau gak jadi istri aku?"

Suasana menjadi hening seketika. Semua mata tertuju kepada mereka.

Kemudian, Indah membisikkan sesuatu ke telinga Moko.

"Aku juga dulu suka sama kamu. Andai aja, kamu lebih cepat. Sekarang, udah ada yang ngebahagiain aku, Moko. Maaf, ya. Aku pergi dulu, aku takut suamiku khawatir. Ini sudah larut malam"

Indah pun pergi meninggalkan Moko. Tak lama kemudian, Moko berdiri dan menghela nafas panjang.

"Alhamdulillah, ia telah bahagia" ujar Moko diiringi senyum yang tulus.